rss

Wednesday, 26 October 2011

Mulia Tegang, Baku Tembak Terjadi

Written by Bel/Ant/Papos    
Wednesday, 26 October 2011 00:00

JAYAPURA [PAPOS]- Saling kontak tembak antara TNI/Polri dan kelompok sipil bersenjata [KSB] terus terjadi di dalam kota Mulia, ibukota kabupaten Puncak Jaya, Selasa [25/10]siang.

Usai jenazah Kapolsek Mulia, AKP Dominggus Awes diterbangkan dari bandara Mulia ke Bandara Sentani Jayapura, kemarin suara baku tembak terdengar di kota Mulia. Aparat TNI dan Polri tampak siaga penuh. Sontak saja kota Mulia mendadak sepi dari manusia setelah mendengar terjadinya kontak senjata.

Selain terjadi tembakan, Kantor Ketahanan Pangan kabupaten Puncak Jaya, yang terletak di kampung Wondeng Gobak, distrik Mulia, terbakar, diduga pelakunya oleh Kelompok Sipil Bersenjata [KSB].

Pantauan di Mulia, Selasa siang, tampak seluruh bangunan kantor yang berlokasi di tempat para KSB bertahan dari serangan aparat itu, sudah terbakar api. "Itu kantor Ketahanan Pangan yang terbakar," kata bupati Puncak Jaya, Lukas Enembe di Mulia, kemarin.

 

 

Status Siaga

Kapolri Jenderal Pol Timur Pradopo menyatakan saat ini semua kepolisian sektor di Provinsi Papua, terutama Kabupaten Puncak Jaya, berada dalam status siaga. "Semua dalam kegiatan siaga, terutama pada lokasi Puncak Jaya," ujar Kapolri sebelum menghadiri pelantikan Ketua Pusat Pelaporan dan Analisa Transaksi Keuangan (PPATK) di Istana Negara, Jakarta, Selasa.

Menurut dia, Polri tengah mengaktifkan dan mengoperasionalkan tim pemburu pelaku penembakan Kapolsek Kota Mulia, Kabupaten Puncak Jaya, Ajun Komisaris Dominggus Otto Awe, pada Senin 24 Oktober 2011.

Dia meminta masyarakat memberi Polri kesempatan untuk menyelidiki kasus penembakan tersebut. "Tim sudah melakukan langkah-langkah penyelidikan dan pengejaran, kita tunggu hasilnya," ujarnya.

Kapolri mengatakan penyelidikan itu dibantu Tentara Nasional Indonesia dan satuan-satuan lain.

Sampai saat ini, menurut dia, polisi belum mengetahui motif penembakan, namun dipastikan mereka adalah kelompok pengacau keamanan yang sering beraksi di wilayah Papua.

"Pasti yang bersangkutan kelompok pengacau keamanan," katanya.

Kepala Badan Intelijen Negara Marciano Norman menyatakan pihak intelijen sedang berupaya semaksimal mungkin mencegah terjadinya aksi kekerasan yang bisa menimbulkan korban lagi di Papua.

Marciano menyebut aksi penembakan Kapolsek Papua sebagai kriminal murni."Kejadian itu adalah murni kejadian kejahatan kriminal di mana dia merebut senjatanya kapolsek itu kemudian menembak, sehingga kita harus meningkatkan kewaspadaan kita," tuturnya.

 

Kirim Tim

Badan Reserse dan Kriminal (Bareskrim) Polri mengirimkan tiga tim ke Papua, guna melacak para pelaku penembakan Kapolsek Mulia, Kabupaten Puncak Jaya, Papua, AKP Dominggus Oktavianus Awes.

"Terkait dengan kasus penembakan Kapolsek Mulia masih dalam penyelidikan dan ada tiga tim kami yang di sana untuk melakukan pelacakan terhadap para pelaku," kata Kepala Bareskrim Polri Komjen Pol Sutarman di Depok, Selasa.

Dia menyebut tantangan bagi tugas itu adalah medan Papua yang terlalu berat bagi reserse sehingga diperlukan tim-tim yang bisa mengetahui posisi para pelaku."Untuk melakukan penangkapan kami harus ada tim yang kuat. Bahkan kami perlu bantun TNI untuk melakukan pengejaran, di mana kemungkinan pelaku lari ke hutan," kata Sutarman.

Tiap tim dari Bareksrim terdiri dari 10 orang. Hari ini dikirim juga satu batalyon Brimob Kelapa Dua, Depok, sebanyak 300 orang, yang semuanya di bawah kendali Kapolda Papua.

Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Polri Irjen Pol Anton Bachrul Alam menyatakan pelaku penembakan Kapolsek Mulia adalah kelompok separatis.

 

Ranah polisi

Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro menegaskan, insiden penembakan di Papua merupakan ranah polisi.

Di sela rapat kerja dengan Komisi I DPR RI, di Gedung MPR/DPR/DPD RI, Selasa, Purnomo mengungkapkan insiden itu berkaitan dengan penembakan Kapolsek Mulia, AKP Dominggus Awes.

Dia menyebut insiden itu sebagai ancaman terhadap keamanan publik, namun belum menjadi ancaman integrasi bangsa.

Sementara itu, anggota Komisi I DPR RI, Helmy Fauzi menilai insiden di Abepura dan Timika itu meningkatkan eskalasi politik di daerah tersebut sehingga harus segera dideteksi dan dicegah agar tidak berkembang lebih luas.

"Memang masih terlalu dini, tapi kalau dibiarkan bisa menjadi potensi konflik," katanya.

Menurut dia, Komisi I DPR RI akan segera mengundang Menko Polkam Djoko Suyanto untuk menjelaskan dan merespons masalah ini secara cermat. "Jangan menyepelekan insiden di Papua," katanya.

 

Waspadai Bendera OPM

Menko Polhukam Djoko Suyanto mengatakan pemerintah dalam hal ini aparat keamanan mewaspadai upaya pengibaran bendera organisasi Papua Merdeka (OPM) karena hal tersebut merupakan tindakan melawan hukum.

"Dengan dinamika seperti itu, pasti aparat TNI akan tingkatkan kewaspadaan. Dan kejahatan seperti itu masih ada. Itu yang harus balance," kata Djoko di Istana Presiden Jakarta, Selasa.

Ia mengaku merasa prihatin atas serangkaian tindakan kekerasan berupa penembahakan terhadap warga di Timika dan juga pembunuhan Kapolsek Mulia di kawasan Jaya.

"Saya kira kita menyesalkan penembakan terhadap Kapolsek Mulya, juga tiga orang warga kita di Timika. Jadi masyarakat publik harus tahu bahwa tindakan kekerasan juga dilakukan oleh kelompok-kelompok itu terhadap masyarakat dan aparat. Jangan lalu beritanya isinya kekerasan aparat saja, itu riil, petugas diserang, masyarakat di bunuh. Kalau TNI/Polri melakukan pengejaran jangan dikaitkan dengan Hal lainnya," katanya.

Menko Polhukam mengatakan sejauh ini masih dilakukan penyelidikan dan belum ada informasi adanya dukungan pihak asing atas sejumlah insiden tersebut.

Ia menambahkan tentu ada peningkatan kewaspadaan.

Sementara itu ditempat yang sama, Kepala BIN Marciano Noorman mengatakan pihaknya terus bekerja keras untuk menyelesaikan dan mencegah kejadian serupa terulang.

"Masalah Papua kita sekarang sedang bekerja keras. Mengatasi perkembangan disana. Kita coba semaksimal mungkin untuk tidak terjadi lagi. Kemudian masalah yang berkaitan dengan Timikia semua pihak berusaha agar manajemen dan karyawan bisa mendapat satu titik temu," paparnya.

Sementara mengenai penembakan terhadap Kapolsek Mulia, Marciano mengatakan sejauh ini indikasinya adalah kriminal.

"Kejadian itu murni kejahatan, kriminal itu dimana dia merebut senjata kapolsek, kemudian menembak. Kita harus tingkatkan kewaspadaan," katanya.[bel/ant]

Posted via email from Papua Merdeka Podcast

0 comments:


Post a Comment

My Headlines

Papua - Indonesia Headline Animator

 
free counters

Blog Papua - Indonesia Headline Animator

About Me

My photo
Jayapura, Papua, Indonesia
Papua, West Papua, Free West Papua

Followers